Pages

Kamis, 05 Januari 2012

Sedikit Cerita Tntang Pria


Hidup adalah anugerah yang harus dijalani oleh setiap insan yang dilahirkan kedunia ini karena hidup adalah takdir dan sebuah proses yang wajib dijalani.Untuk mencapai kesuksesan dalam hidup tidaklah mudah,setiap insan manusia pasti memiliki tujuan dan arah hidup masing-masing. Rintangan dan cobaanpun terus mewarnai apapun dan bagaimanapun kondisinya. Tidak terkecuali insan manusia yang bernama “pria”.
Dia adalah seorang pria kelahiran ranah minang Sumatera Barat yang hidup di Ibukota provinsi ini. Tumbuh besar dari kecil hingga menjelma menjadi seorang lelaki dewasa sampai sekarang sangat tidaklah  mudah baginya.Padang yang begitu sibuk dari hari-kehari dan kesemerawutan kota dengan segala  kebisingan sudah menjadi makanan sehari-hari baginya. Dan apalagi kota ini sedang menuju proses menjadi kota metropolitan( yah,anggap saja begitu). Terlahir menjadi anak pertama dari dua bersaudara tentunya adalah sebuah keluarga kecil,sederhana  dan menjadi keluarga idaman adalah sebuah cita-cita dan kehidupan yang paling diinginkannya.
Ketika proses menuju sebuah kehidupan yang baru saja lepas dari masa remaja adalah hal tersulit yang pernah dilalui. Karena ketika tubuh ini trus tumbuh dan berkembang seiring jalan dan bergulirnya waktu membuat goncangan dalam tubuh terasa berarti karena proses itu adalah puncak dari kematangan jiwa yang baru saja lepas dari masa remaja.
 Hidup memikirkan masa depan yang dituntut oleh keluarga menjadi motivasi terbesar yang ada untuk meraih mimpi kesuksesan yang diinginkan. Tapi saat proses itu berjalan dan berlangsung,apa daya tubuh yang tadinya kekar dengan derasnyanya aliran darah di dalam tubuh menjadi tidak berarti ketika problema hidup satu persatu mulai menghampirinya. Apa daya ketika tangan hendak menggapai namun tak terangkatkan dan ketika kaki melangkah namun tak terpijakkan dan ketika mata menatap tertundukkan dengan dengan derasnya arus Ombak sejuta problema.
Sang pria bertanya dan menyesali yang terjadi pada dirinya tentang apa yang terjadi sesunggunya,”Mengapa derasnya arus pombak sejuta problema” yang meninggalkan jejak-jejak kasus dan persoalan yang belum terselesaikan. Ada apa sesungguhnya?.Namun sang tubuh sama sekali tak dapat  memberikan jawaban.
Mata sang pria tak lagi bersinar layaknya sang mentari yang selalu meberikan kehangatan kepada dunia beserta isinya. Tangannyapun tak dapat lagi menggapai buah jeruk yang manis tergantung di pohon didepan rumah,kakinya juga berat untuk melangkah dan meniti indahnya jalan dipantai nirwana. Tubuh terasa kaku dan lemas saat semua kenikmatan tiada tara tadi di hancurkan oleh derasnya ombak sejuta problema.
Ujian kehidupan yang berat untuk dijalani,waktu terus  berjalan dan bergulir tanpa henti dan meninggalkan goresan-goresan tinta yang terus berwarna setiap detiknya.
Pria juga manusia,mungkin itu kata yang paling tepat untuk melihat sosoknya saat ini. Sebaik-baik harapan dan Keinginan adalah kepada Tuhan semata  Hanya kepada-NYA tempat memohon dan berharap, dan hanya kepada-NYA  tempat sebaik-baiknya kita dan pria akan kembali. Semua dalam genggaman Yang Maha Kuasa. Harapan dan do’a dari hati yang terdalam tak pernah pupus terucap dan mengalir dari mulut dan setiap hembusan nafasnya.Walau bagaimanapun waktu akan terus berjalan tiada henti. Tetap dalam kondisi ini atau melangkah kedepan adalah sebuah keputusan yang harus diambil karena sesungguhnya harapan itu masih ada. Karena sesungguhnya harapan itu masih ada dan terus ada. Kuncinya hanya sebuah keyakinan,yakin terhadap kemampuan diri untuk melewati kondisi ini dan yakin bahwa kita selalu dalam perlindungan dan pengawasan dari Yang Maha Kuasa dan DIA selalu bersama hambanya. 

Cerita Sang Pria 31 Desmber 2011.